Tampilkan postingan dengan label dan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Agustus 2015

Permen Depnaker Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat BNSP




Menimbang :
  1. bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, maka perlu menyempurnakan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

  1. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Nasional Sertifikasi Profesi sebagaimana dimaksud dalam huruf a merupakan pelaksanaan ketentuan Pasal 10 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

  1. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4408);

3. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 12/MEN/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

Memperhatikan : Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor: 3730/M.PAN-RB/12/2010;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI.

BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1
(1) Sekretariat Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disebut Sekretariat
BNSP adalah unit kerja pendukung kelancaran pelaksanaan tugas BNSP, yang secara fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua BNSP, dan secara struktural dan administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas.

(2) Sekretariat BNSP dipimpin oleh seorang Kepala.

Pasal 2
Sekretariat BNSP mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif dan teknis untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas BNSP.

Pasal 3
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Sekretariat BNSP menyelenggarakan fungsi:
a. pelayanan administratif dan teknis, penyusunan rencana, program dan anggaran serta urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan dan rumah tangga BNSP;
b. fasilitasi penyempurnaan regulasi sertifikasi dan advokasi;
c. fasilitasi peningkatan kerjasama kelembagaan sertifikasi; dan
d. fasilitasi peningkatan koordinasi sistem sertifikasi dan informasi.

BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 4
(1) Sekretariat BNSP terdiri atas:
a. Bagian Perencanaan, Regulasi dan Umum;
b. Bagian Fasilitasi Kerjasama Kelembagaan Sertifikasi; dan
c. Bagian Fasilitasi Sistem Sertifikasi dan Informasi
(2) Struktur Organisasi Sekretariat BNSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 5
Bagian Perencanaan, Regulasi dan Umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administratif dan teknis, penyusunan rencana program dan anggaran, fasilitasi penyempurnaan regulasi sertifikasi dan advokasi serta urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan dan rumah tangga BNSP.

Pasal 6
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Bagian Perencanaan, Regulasi dan Umum menyelenggarakan fungsi:
a. pelayanan administratif dan teknis, penyusunan rencana, program dan anggaran;
b. fasilitasi penyempurnaan regulasi sertifikasi dan advokasi; dan
c. pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan dan rumah tangga BNSP.

Pasal 7
Bagian Perencanaan, Regulasi dan Umum terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan dan Regulasi; dan
b. Subbagian Umum dan Keuangan.

Pasal 8
(1) Subbagian Perencanaan dan Regulasi mempunyai tugas melakukan pelayanan administratif dan teknis, penyiapan bahan penyusunan rencana, program dan anggaran serta fasilitasi penyempurnaan regulasi sertifikasi dan advokasi.

(2) Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, kepegawaian, serta ketatausahaan dan rumah tangga BNSP.

Pasal 9
Bagian Fasilitasi Kerjasama Kelembagaan Sertifikasi mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi peningkatan kerjasama kelembagaan sertifikasi.

Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Bagian Fasilitasi Kerjasama Kelembagaan Sertifikasi menyelenggarakan fungsi:
a. fasilitasi pemberian lisensi lembaga sertifikasi;
b. fasilitasi pemberdayaan lembaga sertifikasi; dan
c. fasilitasi kerjasama kelembagaan sertifikasi.

Pasal 11
Bagian Fasilitasi Kerjasama Kelembagaan Sertifikasi terdiri atas:
a. Subbagian Fasilitasi Lisensi Lembaga Sertifikasi; dan
b. Subbagian Fasilitasi Pemberdayaan dan Kerjasama Lembaga Sertifikasi.

Pasal 12
(1) Subbagian Fasilitasi Lisensi Lembaga Sertifikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan fasilitasi dan pelayanan pemberian lisensi lembaga sertifikasi.
(2) Subbagian Fasilitasi Pemberdayaan dan Kerjasama Lembaga Sertifikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan fasilitasi pemberdayaan dan kerjasama kelembagaan sertifikasi.

Pasal 13
Bagian Fasilitasi Sistem Sertifikasi dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi peningkatan koordinasi internal dan eksternal sistem sertifikasi dan informasi.

Pasal 14
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bagian Fasilitasi Sistem Sertifikasi dan Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. fasilitasi peningkatan koordinasi internal dan eksternal sistem sertifikasi;
b. fasilitasi peningkatan koordinasi internal dan eksternal sistem informasi;
c. fasilitasi pelaksanaan sertifikasi dan registrasi; dan
d. fasilitasi pelaksanaan publikasi.

Pasal 15
Bagian Fasilitasi Sistem Sertifikasi dan Informasi terdiri atas:
a. Subbagian Fasilitasi Sistem Sertifikasi; dan
b. Subbagian Fasilitasi Sistem Informasi.

Pasal 16
(1) Subbagian Fasilitasi Sistem Sertifikasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan fasilitasi peningkatan koordinasi internal dan eksternal sistem sertifikasi serta fasilitasi pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
(2) Subbagian Fasilitasi Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan fasilitasi peningkatan koordinasi internal dan eksternal sistem informasi serta fasilitasi pelaksanaan publikasi.

BAB III
TATA KERJA

Pasal 17
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan unit organisasi di Lingkungan Sekretariat BNSP wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di Lingkungan BNSP, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi maupun dengan instansi lain yang terkait sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

Pasal 18
Setiap pimpinan satuan organisasi di Lingkungan Sekretariat BNSP melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

BAB IV
PEMBIAYAAN

Pasal 19
Semua pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat BNSP dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat BNSP ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi.

Pasal 21
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-282/MEN/XII/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Nasional Sertifikasi Profesi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER-18/MEN/VIII/2005, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 22
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2010

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
Drs. H. A. MUHAIMIN ISKANDAR, M.Si

Latar Belakang Training K3 dan JSA

Latar Belakang Training K3 dan JSA:

dipersembahkan oleh

SWEETCORN TECH


Bahaya dan risiko ada dimana-mana di sekeliling kita. Jenis bahaya dan tingkat risiko tergantung dari kondisi lingkungan yang dihadapi termasuk di lingkungan kerja. Jenis bahaya dan tingkat risiko dari setiap tahapan proses dalam suatu proses industry adalah spesifik. Tidak semua pekerja mampu mengenali bahaya dan risiko dari pekerjaan yang mereka lakukan. Mengetahui jenis bahaya dan tingkat risiko di lingkungan kerja adalah kunci pokok untuk dapat mengendalikan bahaya dan risiko tersebut agar tidak menjadi malapetaka atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Berbagai teknik telah dikembangkan untuk mengidentifikasi bahaya dan kajian risiko sehingga dapat dikembangkan sistem atau program pengendalian bahaya dan risiko ditempat kerja. K3 dan JSA adalah metode yang banyak digunakan dalam melakukan identifikasi bahaya ditempat kerja.

HIRAC adalah serangkaian proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin diperusahaan, kemudian melakukan penilaian risiko dari bahaya tersebut lalu membuat program pengendalian bahaya tersebut agar dapat diminimalisir tingkat risikonya ke yang lebih rendah dengan tujuan mencegah terjadi kecelakaan.

JSA adalah serangkaian proses untuk mengidentifikasi bahaya dari setiap tahapan – tahapan suatu pekerjaan lalu dinilai bahayanya dan dibuatkan program pengendaliannya dengan tujuan untuk mencegah kecelakaan dalam melakukan pekerjaan tersebut.

Pelatihan ini dirancang untuk memberikan kompetensi kepada peserta training bagaimana prosedur dalam pembuatan K3 dan JSA serta membuat K3 dan JSA dengan menggunakan format standar serta menggunakan Qualitative Risk Matrix. Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat membuat dan menerapkan K3 dan JSA diperusahaan sehingga kecelakaan dapat dicegah dan ditanggulangi dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku diperusahaan.

Sasaran Training K3  dan JSA:


  •     Peserta diharapkan akan memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami dan menerapkan konsep identifikasi bahaya dan risiko K3.
  •     Peserta mampu melakukan analisis bahaya dan penilain risiko ditempat kerja.
  •     Peserta mampu mengembangkan sistem pengendalian bahaya dan risiko di perusahaan.
  •     Peserta memahami Format HIRAC dan JSA
  •     Peserta mampu membendakan antara SOP, JSA dan HIRAC
  •     Peserta mampu membuat JSA pekerjaan diperusahaan masing – masing

Siapa Yang Harus Hadir Dalam Training K3 dan JSA:


  •     Staf/Manager Produksi, Lab, Gudang dan Maintenance Engineering
  •     Staf/Manager K3

Fasilitator Training K3 dan JSA :


Trainer – Trainer HSE cademy yang memiliki pengalaman dalam bidang K3 dan akademik.

Outline Training K3  dan JSA :

K3:

  •     Pemahaman Tentang Bahaya
  •     Pemahaman Tentang Risiko
  •     Konsep Kecelakaan Kerja
  •     Konsep K3
  •     Teknik dan Tools Identifikasi Bahaya dan Risiko di Tempat Kerja

    HAZOP
    FMEA
    Checklist
    What if
    Fault Tree Analysis
    Event Tree Analysis
    Cause Consequence Analysis
    Etc.

  •     Teknik dan Tools Penilaian Risiko
  •     Mengembangkan Manajemen Kontrol  Risiko di Perusahaan
  •     Latihan dan Kerja Kelompok

JSA:


    Pengertian JSA dan SOP
    Kriteria Pembuatan JSA
    Format JSA
    Langkah-langkah pembuatan JSA dan penerapannya.
    Latihan dan kerja kelompok

panduan ini didapat dari berbagai referensi Safety first
dipersembahkan oleh :
SAFETY FIRST
SWEETCORN TECH